Saturday, October 12, 2013

INDIKATOR DAN LARUTAN (PRAKTIKUM KIMIA DASAR)

PERCOBAAN III
INDIKATOR DAN LARUTAN

A.      TUJUAN 
Dapat menguasai prinsip dan prosedur pembuatan dan pengenceran larutan serta memahami prinsip perubahan warna pada indikator PH.
B.       PRINSIP
Membandingkan warna yang ditunjukan oleh larutan dengan warna pada trayek PH tiap indikator.Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dilakukan dengan mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari kristalnya.
C.      TEORI  DASAR
1.    Larutan baku/Larutan Standar
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. (Michael J. Bassett 1994)
a.       Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
1)         Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
2)         Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida.
3)          Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
4)          Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar.
5)          Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
6)          Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung (Michael J. Bassett 1994).

b.      Larutan baku sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2.
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
1)        Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
2)        Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
3)        Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

2.    Pengenceran larutan
Proses pengenceran larutan adalah perubahan kepekatan larutan dari suatu larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat.Untuk menentukan larutan standar maka dapat digunakaan persamaan sebagai berikut : (Nachtrieb, N.H. 2001)
M1V1=M2V2 à M1=M2V2/V1
Keterangan :    M1: Molaritas larutan induk
                                         M2: Molaritas larutan standar yang dibuat
                                         V1: Volume larutan yang dipakai
                                         V2: Volume larutan standar yang di buat



           
3.    Indikator PH
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium. Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan harganya murah.
Kita mengenal dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan biru. Pada larutan asam, kertas lakmus selalu berwarna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu berwarna biru. Jadi, larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru menjadi merah dan larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indikator. Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai indikator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu (pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam. Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi. (Seftiana,Serry 2010)
Berikut adalah  indikator pH yang sering kita gunakan di laboratorium. Indikator tersebut menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.

No

Nama Indikator
Perubahan Warna

Range PH
Dari
Ke
1
Timol Biru
Merah
Kuning
1,2 – 2,8
2
2,6 Dinitrofenol
Tak berwarna
Kuning
2,0 – 4,0
3
Metil kuning
Merah
Kuning
2,9 – 4,0
4
Bromofenol biru
Kuning
Biru
3,0 – 4,6
5
Metil jingga
Merah
Kuning
3,1 – 4,4
6
Bromkresol hijau
Kuning
Biru
3,8 – 5,4
7
Metil merah
Merah
Kuning
4,2 – 6,2
8
Lakmus
Merah
Biru
5,0 – 8,0
9
Metil ungu
Ungu
Hijau
4,8 – 5,4
10
p-Nitrofenol
Tak berwarna
Kuning
5,6 – 7,6
11
Bromtimol biru
Kuning
Biru
6,0 – 7,6
12
Fenol merah
Kuning
Biru
6,8 – 8,4
13
Fenolftalein
Tak berwarna
Merah
8,0 – 9,6
14
Timolftalein
Tak berwarna
Biru
9,3 – 10,6
15
Alizarien kuning R
Kuning
Violet
10,1 – 12,0
16
1,3,5-Trinitrobenzena
Tak berwarna
Orange
12,0 – 14,0

Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indikator universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14. Dalam suatu larutan,konsentrasi ion hidrogen , [H+], lebih banyak dinyatakan dalam bentuk negatif logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dikenal dengan PH larutan.pH=-log[H+] (Henderson-Hasselbalch equation,1999)

4.    Kalor
Perpindahan energi termal antara dua benda yang berbeda.kita sering mengatakan “aliran kalor” dari benda panas ke benda dingin walaupun kalor itu sendiri mengandung arti perpindahan energi. Setiap proses yang melepaskan kalor( yaitu perpindahan energi termal dari sistem ke lingkungan) disebut dengan proses eksotermik dan sedangkan endotermik yaitu perpindahan energi dari lingkungan kedalam sistem).(Raymond chang,2004)


D.      ALAT DAN BAHAN  
1.    Alat – Alat :
a.       Neraca
b.      Labu ukur 100mL
c.       Labu ukur 1000mL
d.      Beaker Glass
e.       Gelas ukur
f.       Mortar dan Alu
g.      Batang pengaduk
h.      Tabung reaksi
i.        Plat tetes
j.        Indikator Universal
k.      Botol Semprot
2.    Bahan :
a.       Aquadest
b.      H2C2O4(Asam Oksalat)
c.       NaOH(Natrium Hidoksida)
d.      H2SO4(Asam Sulfat) pekat
e.       Iso propil alkohol
f.       Kol ungu
g.      Anggur
h.      Stroberi
i.        Arbei
j.        Filtrat
k.      Fenotalin
l.        Metil merah
m.    Sabun
n.      Pasta gigi
o.      Coca-cola
p.      Pewangi
q.      Hand sanitaizer

E.       PROSEDUR
1.    Percobaan pertama pembuatan larutan
a.       Pembuatan larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4)
Disediakan sebanyak 6,30 gram asam oksalat (H2C2O4) yang ditimbang menggunakan neraca analitik.Setelah dilakukan penimbangan dimasukan asam oksalat H2C2O4 tadi kedalam labu ukur 100mL. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil dikocok. Ditambahkan aquadest sampai memenuhi tanda batas atas labu ukur dan dikocok sampai larutan berubah menjadi homogen.
b.      Pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH)
Disediakan sebanyak 0,04 gram natrium hidroksida (NaOH) yang ditimbang menggunakan neraca analitik.Setelah dilakukan penimbangan dimasukan natrium hidroksida (NaOH) kedalam beaker glass dilarutakan dengan aquadest hangat dan diaduk menggunakan batang pengaduk sampai larut.lalu dimasukan kedalam gelas ukur 1000 mL.Dilakukan pembilasan pada beaker glass tadi dengan aquadest dan dimasukan kedalam labu ukur tadi. Ditambahkan aquadest pada labu ukur sampai tanda batas atas.

2.    Percobaan kedua pengenceran larutan
Ditambahkan aquadest sebanyak 5mL pada gelas ukur. Mensikus harus diperhatikan gunakan meniskus bawah lalu dimasukan aquadest yang telah diukur kedalam tabung reaksi. Dimasukan kembali 2mL aquadest kedalam ukur dan ditambahkan 2mL asam sulfat (H2SO4) pekat kedalam gelas ukur tadi yang telah berisi 2mL aquadest,lalu dimasukan asam sulfat H2SO4 kedalam tabung reaksi tadi yang berisi 2mL aquadest tadi. Hati – hati dalam penuangan asam sulfat (H2SO4) pekat karena sangat berbahaya. Segera diperhatikan perubahan suhu larutan sebelum dan sesudah asam sulfat (H2SO4) dicampurkan.

3.    Percobaan ketiga indikator PH
a.       Tahap pertama
Disiapkan kol ungu,anggur,stroberi dan arbei dan dipotong kecil – kecil. Dilakukan penggerusan satu per satu ekstrak menggunakan mortar dan alu.ditambahkan 5mL isopropil alkohol kedalam mortar tersebut diaduk oleh batang pengaduk segera dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring yang disimpan pada corong dan ditampung kedalam tabung reaksi diamati perubahan warna indikatornya.Simpan filtrat tadi untuk percobaan selanjutnya dan dilakukan percobaan tadi menggunakan ekstrak yang lainnya.
b.      Tahap kedua
Disiapkan plat tetes dan isilah lubang – lubang dengan larutan dimulai dari PH 1-12 sebanyak 5 tetes. Dilakukan penambahan filtrat pada tahap sebelumnya sebanyak 2(dua) tetes.diamati dan ditentukan trayek perubahan warna indikator diulangi percobaan tadi menggunakan filtrat yang lain dan dilakukan juga dengan penggunaan indikator universal,fenothalin, dan metil merah.ditentukan trayek perubahan pada warna indikator universal,fenothalin dan metil merah tadi dan diaplikasikan penggunaan indikator tadi.

4.      Percobaan keempat indikator PH
Disediakan sabun,pasta gigi,coca – cola ,pewangi dan hand saniteizer kemudian ditempatkan pada masing-masing 3(tiga) tetes kedalam plat tetes ditambahkan 1(satu) tetes indikator universal diamati berapa PH masing-masing percobaan dan diperhatikan apakah zat pada percobaan tadi termasuk basa atau asam.




F.       HASIL PENGAMATAN
1.      Hasil pengamatan kualitatif
NO
PERCOBAAN
HASIL PENGAMATAN KUALITATIF
KETERANGAN
1
a.       Larutan baku primer asam oksalat(H2C2O4)

Setelah pencampuran asam oksalat (H2C2O4) pada labu ukur sampai batas atas tidak terjadi perubahan warna dan warna tetap bening.


b.      Larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH)

Setelah pencampuran natrium hidroksida (NaOH) pada labu ukur tidak terjadi perubahan warna dan warna tetap bening.

2
Pengenceran larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
Pada saat penambahan aquadest suhu masih rendah ketika dicampurkan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat terjadi perubahan kenaikan suhu
Hasil reaksi 
3
Indikator PH
Kol ungu

PH1= Merah
PH2= Merah
PH3=Pink
PH4=Ungu
PH5=Ungu
PH6=Ungu
PH7=Biru
PH8=Biru
PH9=Hijau
PH10=Hijau
PH11=Hijau  tua
PH12=Hiaju tua


Stroberi
PH1 = Jingga muda
PH2 = Jingga
PH3 = Putih keruh
PH4 = Putih keruh
PH5 = Putih keruh
PH6 = Putih keruh
PH7 = Putih keruh
PH8 = Putih keruh
PH9 = Putih keruh
PH10 = Putih keruh
PH11 = Putih keruh
PH12 = Putih keruh

Arbei
PH1 = Orange
PH2 = Orange
PH3 = Orange muda
PH4 = Pink
PH5 = Pink
PH6 = Pink hitam
PH7 = Abu
PH8 = Abu
PH9 = Abu
PH10 = Hitam
PH11 = Hitam
PH12 = Hitam

Metil merah
PH1 = Kuning
PH2 = Kuning
PH3 = Kuning
PH4 = Kuning
PH5 = Kuning
PH6 = Kuning
PH7 = Kuning tua
PH8 = Orange
PH9 = Merah
PH10 = Merah
PH11 = Merah
PH12 = Merah

Fenothalin
PH1=Bening
PH2=Bening
PH3=Bening
PH4=Bening
PH5=Bening
PH6=Bening
PH7=Bening
PH8=Pink
PH9=Pink tua
PH10=Merah
PH11=Merah tua
PH12=Merah tua

Anggur
PH 1 = Pink bening
PH 2 = Pink bening
PH 3 = Bening
PH 4 = Bening
PH 5 = Bening
PH 6 = Bening
PH 7 = Bening
PH 8 = Bening
PH 9 = Bening
PH 10 = Putih keruh
PH 11 = Putih keruh
PH 12 = Putih keruh
Filtrat kol ungu









Filtrat Stroberi





Filtrat Arbei





Filtrat metil merah




Filtrat fenothalin





Filtrat anggur
4
Indikator PH
Sabun + Metil merah= Kuning
Sabun+fenothalin=tak warna
Pasta gigi+Metil merah= kuning
Pasta gigi+fenothalin=tak warna
Cocacola + Metil merah = merah
Pewangi+Metil merah=merah
Pewangi + fenothalin=ungu
Hand saniteizer+Metil merah=merah
Hand sanitaizer+ fenothalin=ungu
Metil merah
Fenotalien



2.      Hasil pengamatan kuantitatif
NO
PERCOBAAN
HASIL PENGAMATAN KUNATITATIF
KETERANGAN
1
a.       Larutan baku primer asam oksalat(H2C2O4)

Masa asam oksalat (H2C2O4) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
N=g/1/2 BM . 1000/v
0,1=g/1/2(126).1000/100
0,1=g/63.10
g=0,63 gram
jadi sebanyak 0,63 gram asam oksalat (H2C2O4) yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku primernya.


b.      Larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH)

Masa natrium hidroksida (NaOH) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
N=g/ BE . 1000/v
0,01=g/40.1000/1000
0,01.40=g
g=0,4 gram
jadi sebanyak 0,4 gram natrium hidroksida (NaOH) yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku sekundernya.

2
Pengenceran larutan asam sulfat (H2SO4)
M1.V1=M2.V2
12.V1=4.7
V1=28/12
V1=2,33 mL



G.      PEMBAHASAN           
Dalam praktikum indikator dan larutan yang terdiri dari 4 (empat) percobaan yang terdiri dari pembuatan larutan baku , pengenceran larutan , indikator PH dan penentuan asam basa menggunakan indikator PH. Pembuatan larutan baku terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu pembuatan larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4) dan pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH). Pembuatan larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4) ini dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan membuat 100mL larutan asam oksalat (H2C2O4) 0,1 N dengan bobot molekul (BM) bernilai 126. Adapun perhitungan nya yaitu N=(gram/Bobot Ekivalen)(1000/Volume) dikarenakan bobot ekivalen (BE) adalah setengah dari bobot molekul (BM) asam oksalat (H2C2O4) maka diperoleh perhitungan sebagai berikut N=(gram/1/2BM)(1000/Volume) maka 0,1=(gram/1/2.126)(1000/100) hasil akhir diperoleh 6,3 gram asam oksalat (H2C2O4) yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku primer.setelah dilakukan penimbangan asam oksalat (H2C2O4) sebanyak 6,3 gram lalu dimasukan ke dalam labu ukur 100mL larutan tidak berwarna dan ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sampati tanda batas dan dikocok sampai homogen secara kualitatif tidak terjadi perubahan warna larutan dan larutan tetap bening atau tak berwarna. Sedangkan pada pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH) dilakukan penimbangan terlebih dahulu karena untuk membuat larutan NaOH 0,01 N sebanyak 1 liter dengan nilai BM=40 maka dilakukan perhitungan N=(gram/ BE=BM)(1000/volume) maka dicari gram adalah 0,01=(gram.40)(1000/1000) dan diperoleh sebanyak 0,4 gram yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH).dilakukan penimbangan menggunakan neraca analitik setelah ditimbang sebanya 0,4 gram lalu dimasukan kedalam gelas piala dilarutkan dengan penambahan aquadest hangat dan diaduk oleh batang pengaduk tidak terjadi reaksi apapun warna tetap bening atau tak berwarna. Hasil berikut dimasukan kedalam labu ukur 1000mL ditambahkan aquadest sampai pada batas atas labu ukur.tidak terjadi perubahan warna.
Pada percobaan pengeceran larutan 5mL aquadest yang dimasukan kedalam gelas ukur dan ditampung pada tabung reaksi tidak memberikan reaksi lalu dilakukan penambahan aquadest sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat sebanyak 2 mL kedalam gelas ukur kemudian ditampung pada tabung reaksi yang telah diisi oleh aquadest sebanyak 5mL terjadi reaksi perubahan kenaikan suhu larutan (panas) praktikan mengambil kesimpulan sebagai berikut jadi kalor yang dihasilkan dipindahkan dari sistem ke lingkungan maka percobaan pengenceran larutan  asam sulfat (H2SO4) pekat disebut maka reaksi tersebut termasuk proses eksotermik secara kuantitatif diperoleh nilai pengenceran larutan M1.V1=M2.V2 dengan M1=H2SO4 pekat (12M) , M2=4M , dan V2 = 7mL maka diperoleh sebanyak 2,3 mL volume larutan yang dipakai dalam pengenceran larutan.
Pada percobaan ke tiga hal ada 2 (dua) tahap yang harus ditempuh dalam percobaan indikator PH ini. Tahap pertama yaitu disediakan bahan yang akan digunakan. Disini praktikan mengambil bahan ekstrak sebagai berikut: kol ungu , anggur , stroberi , dan arbei setelah itu dilakukan memotong kecil bahan ekstrak,. Kemudian dilakukan penggerusan satu persatu ekstrak yang dipotong menggunakan mortar dan alu dengan ditambahkan 5mL isopropil. Fungsi dari isopropil disini ialah sebagai katalis yang melisis atau memperlebar dinding sel suatu zat tumbuhan sehingga dapat mempercepat ekstraksi atau filtrasi. Dilakukan pengadukan dengan batang pengaduk dan disaring menggunakan kertas saring yang dibantu dengan corong sehingga dapat dimasukan kedalam tabung reaksi. Diperoleh warna filtrat yang dijadikan indikator sebagai berikut stroberi (merah) , Arbei (Merah tua) , Anggur (tak berwarna) dan kol ungu (ungu).
Pada tahap kedua  disediakan plat tetes yang lubang – lubangnya telah disi dengan PH dari 1 – 12 sebanyak 5(lima) tetes. Ditambahkan 2(dua) tetes filtrat pada tahap sebelumnya dan terjadi perubahan warna pada beberapa lubang.diamati dan ditentukan trayek PH, dilakukan percobaan seperti tadi  dengan menggunakan indikator universal seperti fenotalin dan metil merah .Setelah diamati ternyata diperoleh trayek –trayeh PH sebagai berikut : stroberi dengan trayek PH 2-3 , Arbei dengan trayek PH 6-7 , kol ungu dengan trayek PH 8-9, Anggur dengan trayek PH 9-10, metil merah dengan trayek PH 4-6 dan fenotalien dengan trayek PH 9-10 hal ini hampir sesuai dengan teori dasar diatas bahwa trayek PH metil merah berkisar antara 4,2 – 6,2 dan fenotalien berkisar antara 8,0 – 9,6.praktikan mengambil kesimpulan bahwa selain indikator universal yang biasa digunakan ada pula terdapat indikator alami yang terbuat dari buah – buah dan sayuran dan indikator yang memberikan warna lebih stabil adalah indikator universal.
Pada percobaan kempat kali ini disediakan sabun,coca – cola ,pewangi ,pasta gigi, dan handsanitaizer lalu ditempatkan kedalam plat tetes masing – masing 3(tiga) tetes setiap bahan kemudian setelah ditambahkan 1 (satu) tetes indikator universal (fenotalien / metil merah) terdapat perubahan warna yang terjadi. Sabun + metil merah = kuning ,Sabun + fenotalien= tak berwarna , Pasta gigi+Metil merah= kuning , Pasta gigi+fenothalin=tak berwarna , Cocacola + Metil merah = merah , Pewangi+Metil merah=merah , Pewangi + fenothalin=ungu , Hand saniteizer+Metil merah=merah , Hand sanitaizer+ fenothalin=ungu. Maka sesuai dengan teori dasar indikator  yang termasuk kedalam basa adalah sabun dan pasta gigi dikarenakan ketika bercampur dengan fenotalien menunjukan warna bening sedangkan setelah ditambahkan metil merah menunjukan warna kuning karena didalam sabun terdapat garam alkali (NaOH) dari asam lemak CH3(CH2)16COONa oleh karena itu sabun bersifat basa. Sedangkan yang termasuk kedalam golongan asam adalah pewangi,coca – cola , dan hand sanitaizer karena setelah dicampurkan dengan 1 (satu) tetes fenotalien maka terjadi perubahan warna menjadi ungu dan setelah dicampurkan dengan 1(satu) tetes metil merah warna menunjukan warna merah sesuai dengan trayek PH metil merah 4,2 -6,2 apabila warna kuning itu basa dan merah adalah asam sedangkan trayek PH fenotalien 8,0 – 9,6 apabila reaksi menunjukan tak berwarna itu adalah basa sedangkan apabila reaksi menunjukan warna merah itu adalah asam. Sebagai contoh adalah coca – cola yang bersifat asam dikarenakan terdapat senyawa asam fospat (H2PO4).




H.      JAWABAN PERTANYAAN
1.      N=gram H2C2O4/1/2Bobot Molekul .1000/Volume
2=gram NaOH /1/2(162).1000/50
20 gram NaOH =162
gram= 6,3 g
2.      N=gram NaOH/Bobot Ekuivalen .1000/Volume
0,1=gram NaOH/40.1000/100
10 gram NaOH=4
gram NaOH= 0,4 g
3.      M1.V1=M2.V2
12.V1=(2)(10)
V1=20/12
V1=1,6 mL

I.         KESIMPULAN
Pembuatan larutan baku dapat  dibuat dari konsentrasinya yang dinyatakan sebagai massa (berat zat terlarut dalam suatu massa berat tertentu pelarut) dan dapat diketahui setelah melakukan penimbangan zatnya dalam pelarutnya(air) dan sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya. Pengenceran adalah penambahan suatu larutan pekat dengan penambahan aquadest dan perubahan warna pada indikator PH bisa menentukan atau membaca sifat larutan baik itu bersifat basa maupun bersifat asam.
J.        DAFTAR PUSTAKA
1.    Chang ,Raymond .”Kimia Dasar Konsep-Konsep inti”, Jilid 1.Erlangga ,2005,Jakarta
2.    Bird,Tony.”Kimia Fisik Untuk Universitas”, Jilid 1,PT Gramedia,1987,Jakarta
3.    Nachtrieb, N.H.”Prinsip-prinsip Kimia Modern”. Edisi ke-4. Erlangga,2011 Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta:..
4.    Sunarya,yayan;Agus setia budi,”Mudah dan Aktif Belajar Kimia”,1,PT Setia purna inves,Bandung. http://books.google.co.id/books?id=kgb-nz278esC&pg=PA99&lpg=PA99&dq=HCl+pekat+kemolaran&source=bl&ots=qB9WstPD4F&sig=T-6NHKD0LZlwonmnMKBthKHUMVA&hl=id&sa=X&ei=m-2NUIj2FIa8rAfhgoCQDw&ved=0CDUQ6AEwBQ#v=onepage&q=HCl%20pekat%20kemolaran&f=false. 19 Oktober 2012
5.    Rino safrizal,2011.”Indikator asam basa”. http://www.jejaringkimia.web.id/2009/12/indikator-asam-basa.html. 19 Oktober 2012
6.    Agustian,2009,”Indikator asam basa”. http://www.jejaringkimia.web.id/2009/12/indikator-asam-basa.html. 19 Oktober 2012

7.    Zulfikar,2010.”Pengenceran larutan”. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/pengenceran/. 09 November 2012.

1 comment:

Unknown said...

(Seftiana,Serry 2010)... kok ngga ada di daftar pustakanya ya? ;;;;;