PERCOBAAN
III
INDIKATOR DAN LARUTAN
A.
TUJUAN
Dapat
menguasai prinsip dan prosedur pembuatan dan pengenceran larutan serta memahami
prinsip perubahan warna pada indikator PH.
B.
PRINSIP
Membandingkan
warna yang ditunjukan oleh larutan dengan warna pada trayek PH tiap
indikator.Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dilakukan dengan
mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari kristalnya.
C.
TEORI DASAR
1. Larutan baku/Larutan Standar
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang
sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan
pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. (Michael
J. Bassett 1994)
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya
diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat
digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai
konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan
teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3,
NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
1)
Zat harus mudah
diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 derajat
celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat
dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan
air-permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
2)
Zat harus tidak
berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa zat tak
boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida.
3)
Zat tersebut
dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
4)
Zat tersebut
sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar.
5)
Zat tersebut
harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
6)
Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus
bersifat stoikiometrik dan langsung (Michael
J. Bassett 1994).
b.
Larutan baku
sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat
karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini
ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui
metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2.
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
1)
Derajat
kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
2)
Mempunyai berat
ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
3)
Larutannya
relatif stabil dalam penyimpanan.
2. Pengenceran larutan
Proses pengenceran larutan adalah perubahan kepekatan larutan dari suatu
larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat.Untuk menentukan larutan
standar maka dapat digunakaan persamaan sebagai berikut : (Nachtrieb,
N.H. 2001)
M1V1=M2V2 à M1=M2V2/V1
Keterangan : M1:
Molaritas larutan induk
M2: Molaritas
larutan standar yang dibuat
V1: Volume
larutan yang dipakai
V2: Volume
larutan standar yang di buat
3. Indikator PH
Indikator adalah
suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan
indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator
juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa.
Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga
beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium. Indikator yang
sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan
harganya murah.
Kita mengenal dua
jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan biru. Pada larutan asam, kertas
lakmus selalu berwarna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu
berwarna biru. Jadi, larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru
menjadi merah dan larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indikator. Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai indikator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu (pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam. Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi. (Seftiana,Serry 2010)
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indikator. Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai indikator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu (pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam. Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi. (Seftiana,Serry 2010)
Berikut adalah indikator pH yang sering kita gunakan di
laboratorium. Indikator tersebut menunjukkan perubahan warna lerutan pada
rentang pH tertentu.
No
|
Nama Indikator
|
Perubahan Warna
|
Range PH
|
|
Dari
|
Ke
|
|||
1
|
Timol Biru
|
Merah
|
Kuning
|
1,2 – 2,8
|
2
|
2,6 Dinitrofenol
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
2,0 – 4,0
|
3
|
Metil kuning
|
Merah
|
Kuning
|
2,9 – 4,0
|
4
|
Bromofenol biru
|
Kuning
|
Biru
|
3,0 – 4,6
|
5
|
Metil jingga
|
Merah
|
Kuning
|
3,1 – 4,4
|
6
|
Bromkresol hijau
|
Kuning
|
Biru
|
3,8 – 5,4
|
7
|
Metil merah
|
Merah
|
Kuning
|
4,2 – 6,2
|
8
|
Lakmus
|
Merah
|
Biru
|
5,0 – 8,0
|
9
|
Metil ungu
|
Ungu
|
Hijau
|
4,8 – 5,4
|
10
|
p-Nitrofenol
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
5,6 – 7,6
|
11
|
Bromtimol biru
|
Kuning
|
Biru
|
6,0 – 7,6
|
12
|
Fenol merah
|
Kuning
|
Biru
|
6,8 – 8,4
|
13
|
Fenolftalein
|
Tak berwarna
|
Merah
|
8,0 – 9,6
|
14
|
Timolftalein
|
Tak berwarna
|
Biru
|
9,3 – 10,6
|
15
|
Alizarien kuning R
|
Kuning
|
Violet
|
10,1 – 12,0
|
16
|
1,3,5-Trinitrobenzena
|
Tak berwarna
|
Orange
|
12,0 – 14,0
|
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indikator universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14. Dalam suatu larutan,konsentrasi ion hidrogen , [H+], lebih banyak dinyatakan dalam bentuk negatif logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dikenal dengan PH larutan.pH=-log[H+] (Henderson-Hasselbalch equation,1999)
4.
Kalor
Perpindahan energi
termal antara dua benda yang berbeda.kita sering mengatakan “aliran kalor” dari
benda panas ke benda dingin walaupun kalor itu sendiri mengandung arti
perpindahan energi. Setiap proses yang melepaskan kalor( yaitu perpindahan
energi termal dari sistem ke lingkungan) disebut dengan proses eksotermik dan
sedangkan endotermik yaitu perpindahan energi dari lingkungan kedalam sistem).(Raymond chang,2004)
D.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
– Alat :
a. Neraca
b. Labu ukur 100mL
c. Labu ukur 1000mL
d. Beaker Glass
e. Gelas ukur
f. Mortar dan Alu
g. Batang pengaduk
h. Tabung reaksi
i.
Plat tetes
j.
Indikator Universal
k. Botol Semprot
2.
Bahan :
a. Aquadest
b. H2C2O4(Asam Oksalat)
c. NaOH(Natrium Hidoksida)
d. H2SO4(Asam Sulfat) pekat
e. Iso propil alkohol
f. Kol ungu
g. Anggur
h. Stroberi
i.
Arbei
j.
Filtrat
k. Fenotalin
l.
Metil merah
m. Sabun
n. Pasta gigi
o. Coca-cola
p. Pewangi
q. Hand sanitaizer
E.
PROSEDUR
1.
Percobaan pertama
pembuatan larutan
a.
Pembuatan larutan
baku primer asam oksalat (H2C2O4)
Disediakan
sebanyak 6,30 gram asam oksalat (H2C2O4) yang
ditimbang menggunakan neraca analitik.Setelah dilakukan penimbangan dimasukan asam
oksalat H2C2O4 tadi kedalam labu ukur 100mL.
Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil dikocok. Ditambahkan aquadest
sampai memenuhi tanda batas atas labu ukur dan dikocok sampai larutan berubah
menjadi homogen.
b.
Pembuatan larutan
baku sekunder natrium hidroksida (NaOH)
Disediakan
sebanyak 0,04 gram natrium hidroksida (NaOH) yang ditimbang menggunakan neraca
analitik.Setelah dilakukan penimbangan dimasukan natrium hidroksida (NaOH)
kedalam beaker glass dilarutakan dengan aquadest hangat dan diaduk menggunakan
batang pengaduk sampai larut.lalu dimasukan kedalam gelas ukur 1000
mL.Dilakukan pembilasan pada beaker glass tadi dengan aquadest dan dimasukan
kedalam labu ukur tadi. Ditambahkan aquadest pada labu ukur sampai tanda batas
atas.
2.
Percobaan
kedua pengenceran larutan
Ditambahkan
aquadest sebanyak 5mL pada gelas ukur. Mensikus harus diperhatikan gunakan
meniskus bawah lalu dimasukan aquadest yang telah diukur kedalam tabung reaksi.
Dimasukan kembali 2mL aquadest kedalam ukur dan ditambahkan 2mL asam sulfat (H2SO4)
pekat kedalam gelas ukur tadi yang telah berisi 2mL aquadest,lalu
dimasukan asam sulfat H2SO4 kedalam tabung reaksi tadi
yang berisi 2mL aquadest tadi. Hati – hati dalam penuangan asam sulfat (H2SO4)
pekat karena sangat berbahaya. Segera diperhatikan perubahan suhu larutan
sebelum dan sesudah asam sulfat (H2SO4) dicampurkan.
3.
Percobaan
ketiga indikator PH
a.
Tahap pertama
Disiapkan kol
ungu,anggur,stroberi dan arbei dan dipotong kecil – kecil. Dilakukan
penggerusan satu per satu ekstrak menggunakan mortar dan alu.ditambahkan 5mL
isopropil alkohol kedalam mortar tersebut diaduk oleh batang pengaduk segera
dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring yang disimpan pada corong dan
ditampung kedalam tabung reaksi diamati perubahan warna indikatornya.Simpan
filtrat tadi untuk percobaan selanjutnya dan dilakukan percobaan tadi
menggunakan ekstrak yang lainnya.
b.
Tahap kedua
Disiapkan plat
tetes dan isilah lubang – lubang dengan larutan dimulai dari PH 1-12 sebanyak 5
tetes. Dilakukan penambahan filtrat pada tahap sebelumnya sebanyak 2(dua) tetes.diamati
dan ditentukan trayek perubahan warna indikator diulangi percobaan tadi
menggunakan filtrat yang lain dan dilakukan juga dengan penggunaan indikator
universal,fenothalin, dan metil merah.ditentukan trayek perubahan pada warna
indikator universal,fenothalin dan metil merah tadi dan diaplikasikan
penggunaan indikator tadi.
4.
Percobaan
keempat indikator PH
Disediakan
sabun,pasta gigi,coca – cola ,pewangi dan hand saniteizer kemudian ditempatkan
pada masing-masing 3(tiga) tetes kedalam plat tetes ditambahkan 1(satu) tetes
indikator universal diamati berapa PH masing-masing percobaan dan diperhatikan
apakah zat pada percobaan tadi termasuk basa atau asam.
F.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Hasil
pengamatan kualitatif
NO
|
PERCOBAAN
|
HASIL PENGAMATAN KUALITATIF
|
KETERANGAN
|
1
|
a.
Larutan baku primer asam
oksalat(H2C2O4)
|
Setelah pencampuran asam oksalat (H2C2O4)
pada labu ukur sampai batas atas tidak terjadi perubahan warna dan warna
tetap bening.
|
|
b.
Larutan baku sekunder natrium
hidroksida (NaOH)
|
Setelah pencampuran natrium hidroksida (NaOH) pada labu
ukur tidak terjadi perubahan warna dan warna tetap bening.
|
||
2
|
Pengenceran larutan asam sulfat (H2SO4)
pekat
|
Pada saat penambahan aquadest suhu masih rendah ketika
dicampurkan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat terjadi
perubahan kenaikan suhu
|
Hasil reaksi
|
3
|
Indikator PH
|
Kol ungu
PH1= Merah
PH2= Merah
PH3=Pink
PH4=Ungu
PH5=Ungu
PH6=Ungu
PH7=Biru
PH8=Biru
PH9=Hijau
PH10=Hijau
PH11=Hijau tua
PH12=Hiaju tua
Stroberi
PH1 = Jingga muda
PH2 = Jingga
PH3 = Putih keruh
PH4 = Putih keruh
PH5 = Putih keruh
PH6 = Putih keruh
PH7 = Putih keruh
PH8 = Putih keruh
PH9 = Putih keruh
PH10 = Putih keruh
PH11 = Putih keruh
PH12 = Putih keruh
Arbei
PH1 = Orange
PH2 = Orange
PH3 = Orange muda
PH4 = Pink
PH5 = Pink
PH6 = Pink hitam
PH7 = Abu
PH8 = Abu
PH9 = Abu
PH10 = Hitam
PH11 = Hitam
PH12 = Hitam
Metil merah
PH1 = Kuning
PH2 = Kuning
PH3 = Kuning
PH4 = Kuning
PH5 = Kuning
PH6 = Kuning
PH7 = Kuning tua
PH8 = Orange
PH9 = Merah
PH10 = Merah
PH11 = Merah
PH12 = Merah
Fenothalin
PH1=Bening
PH2=Bening
PH3=Bening
PH4=Bening
PH5=Bening
PH6=Bening
PH7=Bening
PH8=Pink
PH9=Pink tua
PH10=Merah
PH11=Merah tua
PH12=Merah tua
Anggur
PH 1 = Pink bening
PH 2 = Pink bening
PH 3 = Bening
PH 4 = Bening
PH 5 = Bening
PH 6 = Bening
PH 7 = Bening
PH 8 = Bening
PH 9 = Bening
PH 10 = Putih keruh
PH 11 = Putih keruh
PH 12 = Putih keruh
|
Filtrat kol
ungu
Filtrat Stroberi
Filtrat Arbei
Filtrat metil merah
Filtrat fenothalin
Filtrat anggur
|
4
|
Indikator PH
|
Sabun + Metil merah= Kuning
Sabun+fenothalin=tak warna
Pasta gigi+Metil merah= kuning
Pasta gigi+fenothalin=tak warna
Cocacola + Metil merah = merah
Pewangi+Metil merah=merah
Hand sanitaizer+ fenothalin=ungu
|
Metil merah
Fenotalien
|
2.
Hasil
pengamatan kuantitatif
NO
|
PERCOBAAN
|
HASIL PENGAMATAN KUNATITATIF
|
KETERANGAN
|
1
|
a.
Larutan baku primer asam
oksalat(H2C2O4)
|
Masa asam oksalat (H2C2O4)
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
N=g/1/2 BM . 1000/v
0,1=g/1/2(126).1000/100
0,1=g/63.10
g=0,63 gram
jadi sebanyak 0,63 gram asam oksalat (H2C2O4)
yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku primernya.
|
|
b.
Larutan baku sekunder natrium
hidroksida (NaOH)
|
Masa natrium hidroksida (NaOH) yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut :
N=g/ BE . 1000/v
0,01=g/40.1000/1000
0,01.40=g
g=0,4 gram
jadi sebanyak 0,4 gram natrium hidroksida (NaOH) yang
dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku sekundernya.
|
||
2
|
Pengenceran larutan asam sulfat (H2SO4)
|
M1.V1=M2.V2
12.V1=4.7
V1=28/12
V1=2,33 mL
|
G.
PEMBAHASAN
Dalam
praktikum indikator dan larutan yang terdiri dari 4 (empat) percobaan yang
terdiri dari pembuatan larutan baku , pengenceran larutan , indikator PH dan
penentuan asam basa menggunakan indikator PH. Pembuatan larutan baku terdiri
dari 2 (dua) tahap yaitu pembuatan larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4)
dan pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH). Pembuatan
larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4) ini
dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan membuat 100mL larutan asam oksalat (H2C2O4)
0,1 N dengan bobot molekul (BM) bernilai 126. Adapun perhitungan nya yaitu
N=(gram/Bobot Ekivalen)(1000/Volume) dikarenakan bobot ekivalen (BE) adalah
setengah dari bobot molekul (BM) asam oksalat (H2C2O4)
maka diperoleh perhitungan sebagai berikut N=(gram/1/2BM)(1000/Volume) maka
0,1=(gram/1/2.126)(1000/100) hasil akhir diperoleh 6,3 gram asam oksalat (H2C2O4)
yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan baku primer.setelah dilakukan
penimbangan asam oksalat (H2C2O4) sebanyak 6,3
gram lalu dimasukan ke dalam labu ukur 100mL larutan tidak berwarna dan
ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sampati tanda batas dan dikocok
sampai homogen secara kualitatif tidak terjadi perubahan warna larutan dan
larutan tetap bening atau tak berwarna. Sedangkan pada pembuatan larutan baku
sekunder natrium hidroksida (NaOH) dilakukan penimbangan terlebih dahulu karena
untuk membuat larutan NaOH 0,01 N sebanyak 1 liter dengan nilai BM=40 maka
dilakukan perhitungan N=(gram/ BE=BM)(1000/volume) maka dicari gram adalah
0,01=(gram.40)(1000/1000) dan diperoleh sebanyak 0,4 gram yang dibutuhkan dalam
pembuatan larutan baku sekunder natrium hidroksida (NaOH).dilakukan penimbangan
menggunakan neraca analitik setelah ditimbang sebanya 0,4 gram lalu dimasukan
kedalam gelas piala dilarutkan dengan penambahan aquadest hangat dan diaduk
oleh batang pengaduk tidak terjadi reaksi apapun warna tetap bening atau tak
berwarna. Hasil berikut dimasukan kedalam labu ukur 1000mL ditambahkan aquadest
sampai pada batas atas labu ukur.tidak terjadi perubahan warna.
Pada percobaan pengeceran larutan 5mL aquadest yang dimasukan kedalam gelas
ukur dan ditampung pada tabung reaksi tidak memberikan reaksi lalu dilakukan
penambahan aquadest sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan asam sulfat (H2SO4)
pekat sebanyak 2 mL kedalam gelas ukur kemudian ditampung pada tabung reaksi
yang telah diisi oleh aquadest sebanyak 5mL terjadi reaksi perubahan kenaikan
suhu larutan (panas) praktikan mengambil kesimpulan sebagai berikut jadi kalor
yang dihasilkan dipindahkan dari sistem ke lingkungan maka percobaan
pengenceran larutan asam sulfat (H2SO4)
pekat disebut maka reaksi tersebut termasuk proses eksotermik secara
kuantitatif diperoleh nilai pengenceran larutan M1.V1=M2.V2
dengan M1=H2SO4 pekat (12M) , M2=4M
, dan V2 = 7mL maka diperoleh sebanyak 2,3 mL volume larutan yang
dipakai dalam pengenceran larutan.
Pada percobaan ke tiga hal ada 2 (dua) tahap yang harus ditempuh dalam
percobaan indikator PH ini. Tahap pertama yaitu disediakan bahan yang akan
digunakan. Disini praktikan mengambil bahan ekstrak sebagai berikut: kol ungu ,
anggur , stroberi , dan arbei setelah itu dilakukan memotong kecil bahan
ekstrak,. Kemudian dilakukan penggerusan satu persatu ekstrak yang dipotong
menggunakan mortar dan alu dengan ditambahkan 5mL isopropil. Fungsi dari
isopropil disini ialah sebagai katalis yang melisis atau memperlebar dinding
sel suatu zat tumbuhan sehingga dapat mempercepat ekstraksi atau filtrasi.
Dilakukan pengadukan dengan batang pengaduk dan disaring menggunakan kertas
saring yang dibantu dengan corong sehingga dapat dimasukan kedalam tabung
reaksi. Diperoleh warna filtrat yang dijadikan indikator sebagai berikut
stroberi (merah) , Arbei (Merah tua) , Anggur (tak berwarna) dan kol ungu
(ungu).
Pada tahap kedua disediakan plat
tetes yang lubang – lubangnya telah disi dengan PH dari 1 – 12 sebanyak 5(lima)
tetes. Ditambahkan 2(dua) tetes filtrat pada tahap sebelumnya dan terjadi
perubahan warna pada beberapa lubang.diamati dan ditentukan trayek PH,
dilakukan percobaan seperti tadi dengan
menggunakan indikator universal seperti fenotalin dan metil merah .Setelah
diamati ternyata diperoleh trayek –trayeh PH sebagai berikut : stroberi dengan
trayek PH 2-3 , Arbei dengan trayek PH 6-7 , kol ungu dengan trayek PH 8-9,
Anggur dengan trayek PH 9-10, metil merah dengan trayek PH 4-6 dan fenotalien
dengan trayek PH 9-10 hal ini hampir sesuai dengan teori dasar diatas bahwa
trayek PH metil merah berkisar antara 4,2 – 6,2 dan fenotalien berkisar antara
8,0 – 9,6.praktikan mengambil kesimpulan bahwa selain indikator universal yang
biasa digunakan ada pula terdapat indikator alami yang terbuat dari buah – buah
dan sayuran dan indikator yang memberikan warna lebih stabil adalah indikator
universal.
Pada percobaan kempat kali ini disediakan sabun,coca –
cola ,pewangi ,pasta gigi, dan handsanitaizer lalu ditempatkan kedalam plat
tetes masing – masing 3(tiga) tetes setiap bahan kemudian setelah ditambahkan 1
(satu) tetes indikator universal (fenotalien / metil merah) terdapat perubahan
warna yang terjadi. Sabun + metil merah = kuning ,Sabun + fenotalien= tak
berwarna , Pasta gigi+Metil merah= kuning , Pasta gigi+fenothalin=tak berwarna
, Cocacola + Metil merah = merah , Pewangi+Metil merah=merah , Pewangi +
fenothalin=ungu , Hand saniteizer+Metil merah=merah , Hand sanitaizer+
fenothalin=ungu. Maka sesuai dengan teori dasar indikator yang termasuk kedalam basa adalah sabun dan
pasta gigi dikarenakan ketika bercampur dengan fenotalien menunjukan warna
bening sedangkan setelah ditambahkan metil merah menunjukan warna kuning karena
didalam sabun terdapat garam alkali (NaOH) dari asam lemak CH3(CH2)16COONa oleh karena itu sabun bersifat basa. Sedangkan yang
termasuk kedalam golongan asam adalah pewangi,coca – cola , dan hand sanitaizer
karena setelah dicampurkan dengan 1 (satu) tetes fenotalien maka terjadi
perubahan warna menjadi ungu dan setelah dicampurkan dengan 1(satu) tetes metil
merah warna menunjukan warna merah sesuai dengan trayek PH metil merah 4,2 -6,2
apabila warna kuning itu basa dan merah adalah asam sedangkan trayek PH
fenotalien 8,0 – 9,6 apabila reaksi menunjukan tak berwarna itu adalah basa sedangkan
apabila reaksi menunjukan warna merah itu adalah asam. Sebagai contoh adalah
coca – cola yang bersifat asam dikarenakan terdapat senyawa asam fospat (H2PO4).
H.
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
N=gram H2C2O4/1/2Bobot
Molekul .1000/Volume
2=gram NaOH /1/2(162).1000/50
20 gram NaOH =162
gram= 6,3 g
2.
N=gram NaOH/Bobot
Ekuivalen .1000/Volume
0,1=gram
NaOH/40.1000/100
10 gram NaOH=4
gram NaOH= 0,4
g
3.
M1.V1=M2.V2
12.V1=(2)(10)
V1=20/12
V1=1,6
mL
I.
KESIMPULAN
Pembuatan larutan baku dapat dibuat dari konsentrasinya yang dinyatakan
sebagai massa (berat zat terlarut dalam suatu massa berat tertentu pelarut) dan
dapat diketahui setelah melakukan penimbangan zatnya dalam pelarutnya(air) dan
sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya. Pengenceran adalah
penambahan suatu larutan pekat dengan penambahan aquadest dan perubahan warna
pada indikator PH bisa menentukan atau membaca sifat larutan baik itu bersifat
basa maupun bersifat asam.
J.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Chang ,Raymond
.”Kimia Dasar Konsep-Konsep inti”,
Jilid 1.Erlangga ,2005,Jakarta
2.
Bird,Tony.”Kimia Fisik Untuk Universitas”, Jilid 1,PT
Gramedia,1987,Jakarta
3.
Nachtrieb,
N.H.”Prinsip-prinsip Kimia Modern”.
Edisi ke-4. Erlangga,2011 Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta:..
4.
Sunarya,yayan;Agus
setia budi,”Mudah dan Aktif Belajar
Kimia”,1,PT Setia purna inves,Bandung. http://books.google.co.id/books?id=kgb-nz278esC&pg=PA99&lpg=PA99&dq=HCl+pekat+kemolaran&source=bl&ots=qB9WstPD4F&sig=T-6NHKD0LZlwonmnMKBthKHUMVA&hl=id&sa=X&ei=m-2NUIj2FIa8rAfhgoCQDw&ved=0CDUQ6AEwBQ#v=onepage&q=HCl%20pekat%20kemolaran&f=false.
19 Oktober 2012
5.
Rino
safrizal,2011.”Indikator asam basa”. http://www.jejaringkimia.web.id/2009/12/indikator-asam-basa.html.
19 Oktober 2012
6.
Agustian,2009,”Indikator
asam basa”. http://www.jejaringkimia.web.id/2009/12/indikator-asam-basa.html.
19 Oktober 2012
7.
Zulfikar,2010.”Pengenceran
larutan”. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/pengenceran/.
09 November 2012.
1 comment:
(Seftiana,Serry 2010)... kok ngga ada di daftar pustakanya ya? ;;;;;
Post a Comment